Monday, February 17, 2014

Mimpi

"Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia. Berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya." kata sepenggal lirik dari lagu Laskar Pelangi ini.

Siapa yang tak punya mimpi? Setiap orang di dunia ini pasti punya mimpi. Apalah arti hidup tanpa mimpi. Tak ada tujuan. Tak ada harapan. Hampa. Membosankan.

Sebagai seorang pemimpi, dari kecil aku sering berimajinasi. Membayangkan hal-hal hebat yang aku selalu harap bisa menjadi nyata. Sebagian imajinasiku berada di luar kehidupan nyata, terlalu fiksi. Tapi seiring aku bertumbuh dewasa, sebagian dari imajinasi-imajinasi gilaku itu aku singkirkan sebentar. Dan pelan-pelan, aku mulai memfokuskan ke mimpi-mimpi masuk akal ku yang masih bisa kujadikan nyata di kehidupan nyata, yang bisa berguna untuk masa depan ku, dan orang-orang di sekitarku.

Dari kecil, orang-orang selalu menanyakan cita-citaku. Mulai dari aku tidak mengerti apa itu cita-cita, menjadi mengarang-ngarang cita-cita, memikirkan kesukaan yang bisa kujadikan cita-cita, membuat cita-cita, mempunyai sedikit cita-cita, mempunyai terlalu banyak cita-cita, sampai kembali lagi, yang sekarang, mempunyai beberapa cita-cita. Seiring waktu berputar, cita-cita dan mimpiku juga bergonta-ganti. Semakin bertumbuh dewasa pun aku juga semakin mengerti apa itu mimpi dan mana yang cocok untuk kujadikan mimpi.

Aku juga berpikir, membuat cita-cita tercapai dan memiliki masa depan yang indah tidak bisa terjadi begitu saja. Menggapai mimpi itu seperti mendaki gunung. Kau harus terus jalan, maju, mendaki untuk mencapai puncaknya. Kau juga harus punya bekal, semangat, dan melewati jalan-jalan terjal. Nah, ketika kau putus asa, menyerah dan berputar arah menuruni gunung, tak jadilah kau sampai puncaknya. Tapi kalau kau pantang menyerah, tetap maju walau jalanan rusak dan terjal mengganggu, sampailah kau pada puncaknya. Dan setelah sampai, tinggal kau nikmati pemandangan yang mengagumkan itu dari puncak gunung.

Diluar sana sudah banyak orang-orang luar biasa yang meninspirasi ku untuk menjadi lebih baik. Aku ingin menjadi seperti mereka suatu hari nanti. Itu salah satu mimpi masuk akal ku. Kalau aku bercerita tentang mimpi fiksi ku kau pasti akan tertawa dan menganggap itu terlalu khayal. Hanya ada di film-film. Tapi akui sajalah, kalau itu bisa benar terjadi di kehidupan nyata, kau pasti akan berdecak kagum juga, bukan?

Sebelum aku terlanjur melanjutkan bicara panjang lebar tentang mimpi-mimpi fiksi ku, kita kembali ke topik. Sampai mana tadi? Oh ya. Setelah kupikir-pikir, hal-hal yang mereka lakukan bukan hanya baik untuk diri mereka sendiri, tapi juga bermanfaat untuk orang banyak. Itu luar biasa dan sangat menginspirasi. Sedikit contoh, seperti Mario Teguh atau Tere Liye. Mereka menularkan virus ke orang banyak yang membuat orang termotivasi untuk melakukan hal-hal bermanfaat, memperbaiki diri agar hidup menjadi lebih baik.

Orang-orang seperti itu menggerakkan hati dan pikiranku. Membuatku lebih banyak berpikir tentang hidup dan bagaimana memperbaiki diri, agar hidup bisa lebih bermanfaat dan masa depan lebih cemerlang. Mempersiapkan masa depan itu seperti duduk di dalam mobil sambil melihat lurus ke jendela depan. Bedanya, kalau kita tidak tau apa yang ingin dicapai di masa depan, sama seperti kacanya kotor, tertutup oleh debu. Kau tak bisa melihat jalan yang ada di depan. Tak tau arah. Ujung-ujungnya salah arah, menabrak. Tetapi kalau kau tau apa yang ingin dicapai, punya tujuan, sama seperti kacanya bersih kesat. Kau bisa melihat tujuannya dengan jelas. Tinggal fokus ke jalan, tancap gas, dan melesat dengan cepat.

Sekarang aku masih mencoba meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat yang menjadi kesenanganku. Susah memang, tapi aku percaya aku bisa kalau punya keinginan yang kuat. Sama halnya dengan kau, yang sedang membaca ini. "Hidup ini terlalu singkat untuk melakukan hal-hal yang tidak berguna." Sebagai anak 13 tahun, beberapa waktu lalu aku masih banyak menghabiskan waktu berada di sosial media untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan 'boyband.' Tetapi semakin lama aku merasa ada sesuatu yang tidak pas. Aku menyadari, ini semua hanya menghabiskan waktuku. Aku merasa seperti sampah. Mulai saat itu juga, aku mulai mengurangi kegiatanku melakukan hal yang kurang bermanfaat tentang boyband.

Baru-baru ini aku bercita-cita ingin menjadi penulis. Aku berpikir, kalau tulisanku bermanfaat, jelas akan berguna bagi orang lain. Dan hopefully orang lain juga menjadi gemar membaca. Tetapi, dari dulu aku juga bercita-cita setidaknya membantu bangsa Indonesia agar bisa menjadi lebih maju, sekecil apapun itu. Melihat kebanyakan pejabat Indonesia lebih mementingkan diri sendiri dibandingkan bangsanya itu membuatku miris. Aku selalu berharap calon pemimpin Indonesia di masa depan bisa jauh lebih baik dan yang benar-benar peduli terhadap bangsanya. Nah, bibit-bibit ini yang aku harap bisa tumbuh menjadi calon pemimpin-pemimpin baik bagi bangsa kita. Dari dulu aku sudah menyukai anak kecil. Diluar keimutan dan kelucuan mereka, merekalah bibit-bibitnya. Kadang aku suka menatap anak kecil, diluar menatap mereka gemas, sambil berharap saat mereka tumbuh besar mereka akan menjadi orang2 yang bermanfaat untuk Indonesia. Hal-hal seperti ini membuatku ingin menjadi guru. Aku berjanji kepada diriku, jika suatu saat nanti aku menjadi guru, aku akan  berusaha memberikan yang terbaik yang aku bisa untuk muridku.

Aku harap mimpi atau cita-cita kita semua bukan hanya memberi kita kesenangan, tapi juga bermanfaat untuk diri kita dan orang lain.

"Dreams don't work unless you do." x